Asal Usul Desa Paciran
Paciran adalah nama
desa atau salah satu kecamatan di kota lamongan. Di sana adalah tempat di mana
Saya menuntut ilmu dari mts sampai aliyah, serta mondok di sana. Saya sering
mendengar cerita tentang “asal usul desa
Paciran” . pastinya ada perbeda’an pendapat mengenai asal usulnya. Oleh karena
itu, pasti ada potongan cerita yang hilang sehingga ditambahi dengan cerita
yang bisa lebih menarik para pendengar. Legenda “asal usul desa Paciran” ini
saya dapatkan dari guru saya waktu sekolah di aliyah beliau adalah seorang
kiyai dari sendang duwur yang mengerti banyak tentang sunan sendang duwur (raden
nur rahmat). Beliau menceritakan tiga versi antara lain :
Versi yang pertama
yaitu pada zaman dahulu kala, ada seorang ulama’ yang berasal dari keturunan
timur tengah yakni Raden Nur Rahmat. Beliau termasuk salah satu penyebar agama
Islam di daerah pantura (pantai utara). Dalam usahanya, dia berkeinginan
mendirikan tempat untuk pengajaran dan pendidikan serta penyebaran agama Islam
(pondok pesantren). Maka, dia berkeinginan mendirikan pembangunan pendidikan
tersebut. Mula-mula, sebuah bangunan atau surau yang semula terletak di daerah
Demak Bintoro hendak di pindah di sebuah tempat yang jauh untuk dijadikan pusat
pendidikan dan pengajaran, serta penyebaran agama Islam. Dengan izin Allah,
ulama’ tersebut mampu memindahkan bangunan tersebut ke tempat lain. Tetapi
sayang, dalam perjalanan pemindahan telah terjatuh salah satu dalam bahasa Jawa
telah jatuh sebuah pintu bangunan atau dalam bahasa Jawa yang disebut “cicir”
dan akhirnya tempat jatuhnya benda tersebut dijadikan nama sebuah desa yang
bernama “Paciran”.
Bangunan tersebut
sampailah pada sebuah tempat yang di kehendaki Allah yang dikenal dengan nama
Sendang Duwur . Disana, selain terdapat sebuah bangunan tempat penyebaran agama
Islam, juga terdapat satu buah sumur yang yang langka dan jarang dijumpai di
daerah manapun. Karena untuk mendapatkan air di dalam sumur, biasanya ditimba
dengan menggunakan tangan. Tetapi untuk pengambilan air di dalam sumur
tersebut, harus dengan cara menggiling tali yang diputar dengan kaki. Oleh
masyarakat disekitarnya, sumur tersebut diberi nama Sumur Giling. Menurut
masyarakat sekitar, air sumur giling mampu dijadikan obat untuk mengobati
penyakit tertentu, dan lain-lainnya. Pencipta atau penggali sumur tersebut
adalah Sunan Sendang (Sunan Raden Rahmat).
Versi yang kedua
yaitu pada zaman dahulu, Raden Nur Rahmat berkunjung ke kediaman Nyai Ageng
Tirtayasa di Rembang, Jawa Tengah. Setibanya disana, beliau melihat musholla
milik Nyai. Raden Rahmat berniat untuk membelinya, akan tetapi Nyai ajeng
menolak musholla itu untuk dibeli. Beliau memberbolehkan Raden Rahmat untuk
memiliki musholla tersebut, akan tetapi tidak dengan membelinya, melainkan
dengan membawa musholla itu sendiri ke kediamannya tanpa bantuan dari siapapun.
Mendengar jawaban Nyai Ageng, Raden Rahmat kebingungan dan beliau kembali
pulang.
Di tengah perjalanan,
beliau teringat pada salah satu guru besar yang tinggal di desa Sedayu lawas,
tepatnya di Puncak Gunung Menjulok. Beliau berfikir untuk berguru disana dengan
maksud mendapatkan ilmu Kadidjayaan dari sang guru supaya beliau bisa membawa
musholla dari Rembang ke Sendang agung seorang diri. Melihat i’tikad Raden
Rahmat, sang guru dengan baik hati bersedia mengajari Raden Rahmat sebuah ilmu
dengan ketentuan beliau menghadap Nyai Ajeng Tirtayasa dan menegaskan kembali
tawaran untuk memboyong musholla. Apabila Nyai Ageng tetap menyuruh mengangkat
sendiri, maka jawab dengan tegas bahwa beliau siap sambil menghentakkan kaki
kanan tiga kali ke tanah. Insya Allah keinginan tersebut akan terlaksana.
Setelah menemui Nyai Ageng, Raden Rahmat
langsung menghentakkan kakinya tiga kali. Pada waktu itu juga musholla beserta
Raden Rahmat terbang ke angkasa. Dalam perjalanannya, beliau beristirahat
sejenak di gunung Punden, Sentono Kulon. Menjelang adzan awal, ada seorang ibu
rumah tangga yang menepuk-nepuk boran dengan entong yang akan dipakau untuk
memasak beras. Ketika mendengar suara tersebut, Raden Rahmat bergegas
melanjutkan kembali perjalanannya karena dikira diusir oleh ibu tadi. Ditengah
perjalanannya, beliau melewati pohon beringin yang terletak di dusun Penanjan.
Disanalah pintu musholla yang dibawa oleh Raden Rahmat jatuh. Namun, Raden
Rahmat tetap melanjutkan perjalanannya menuju Sendang Agung. Mendengar jatuhnya
pintu yang tidak wajar, penduduk pun ramai membicarakannya. Mereka banyak
terucap kata “cicir” yang artinya jatuh. Hingga akhirnya disepakati bahwa desa
tersebut diberi nama “Paciran”, yang berarti keciciran lawang.
Versi cerita yang
ketiga adalah langsung dihubungkan dengan desa Sendang Duwur. Pada mulanya, ada
seorang tokoh di Sendang Duwur yang bernama Raden Nur Rahmat. Beliau berasal dari
desa Sedayu Lawas, kecamatan Brondong. Akan tetapi setelah kematian ayahnya,
beliau berpindah ke dusun Tenon guna menyebarkan agama Islam di sekitar daerah
tersebut. Akhirnya Raden Rahmat mendapatkan gelar Sunan Sendang. Setelah
mendapat gelar tersebut, Sunan Sendang diperintahkan oleh Sunan Drajad
mendirikan masjid dan pergi ke Mantingan, Jepara, Jawa Tengah untuk menemui
Mbok Randa Mantingan (Nyai Ratu Kalinyamat) untuk membeli pendapanya seharga
seyuto salebak ketheng. Akan tetapi, Mbok Randa Mantingan tidak mau dibeli
dengan uang melainkan dengan syarat Raden Nur Rahmad harus berpuasa 41 hari
tidak tidur tidak makan dan tanpa bernafas. Akhirnya setelah selesai puasa,
atas izin Allah Raden Nur Rahmad mengangkat masjid tersebut dari Jepara menuju
Sendang Duwur. Sewaktu diperjalanan yang sudah mendekati Sendang Duwur, pintu
masjid itu terjatuh di sebuah desa yang saat ini dinamakan desa Paciran.
Orang-orang Paciran menyimpan pintu tersebut hingga saat ini.
Dari ketiga versi
diatas, dapat kita ketahui beberapa persamaan antar cerita. Yang pertama yaitu
tokoh utama dalam cerita tersebut, yaitu Raden Nur Rahmat (Sunan Sendang).
Persamaan yang kedua adalah keinginan sang Sunan Sendang untuk memindah masjid
menuju Sendang Duwur. Persamaan yang terakhir yaitu pemberian nama Paciran yang
disebabkan karena jatuhnya pintu masjid atau musholla yang dibawa oleh Sunan
Sendang.
2 komentar:
Mas, sumber informasi/critanya dari mana ini?
Casinos in the UK - How to find good games - GrizzGo
So, what air jordan 18 retro yellow good site do we mean by “casinos 일본 야구 분석 사이트 in the UK”? replica air jordan 18 retro yellow air jordan 18 retro men blue on sale to find a what is the best air jordan 18 retro men casino and live casino games on a mobile phone device in 2021.
Posting Komentar